Selasa, 30 Juli 2013

“DEWA-DEWA PENCIPTA KEMISKINAN”
Kekuasaan, Prestise, dan Korupsi Bisnis Bantuan Internasional

Buku ini seharusnya dibaca  oleh setiap warga dunia negara anggota  PBB yang berhubungan langsung dengan lembaga-lembaga finansial seperti  Bank Dunia dan IMF. Bukan saja karena mereka punya hak untuk mengetahui kemana uang para wajib pajak itu dipergunakan lewat kontribusi wajib sebagai negara anggota PBB, tetapi karena gagasan pembangunan dunia yang didukung oleh sistem finansial Bank Dunia dan IMF.  Sistem ini mampu menentukan setiap pengambilan kebijkan di dalam proses pembangunan sebuah negara berdaulat  untuk direkayasa oleh kekuatan asing melalui kesepakatan rahasia yang dilakukan oleh para elit negara- negara yang bersangkutan di dalam bentuk bantuan resmi. Menurut Graham Hancock, proses bantuan ini telah menjadi sebuah paham kemanusiaan yang dibuat untuk mencari keuntunghan dalam perhitungan strategi komersiil serta kendaraan dalam penyebarluasan nalar tidak sehat. Hal ini juga merupakan resep yang sempurna untuk menciptakan setiap bentuk kontradiksi , kebingungn dan juga merupakan pathologi kekacauan dimana setiap pemberian bantuan adalah alat untuk menciptakan penderitaan lewat kemiskinan d akar budaya korupsi yang mereka ciptakan sampai hari ini.



EKONOMI POLITIK PANGAN
Kembali ke Basis ;Dari Ketergantungan Ke Kedaulatan
Pergulatan soal pangan dan kedaulatannya akan terus terjadi ditengah ancaman ledekan jumlah manusia dan sedikitnya sumber pangan akibat kebijakan akumulatif yang kapitalistik di belahandunia global. Pangan sebagai sebuah “strategi” merupakan bgian dari strategii pertahanan suatu Negara-bangsa;  urusannya soal perang, kepentingannya soal energy, sementara soal “Politik Pangan dan Pertanian” adalah roda berputarnya suatu rezim yang mutlak adanya. Boleh dikatakan saat ini, Negara siapa gagal mengurusi kedaulatan pangannya, gagal pula negaranya. Inilah Ekonomi Politik Pangan, yang percaturannya pada dasawarsa ini merupakn hal penting, kalau tidak malah sangat penting bagi semua Negara-bangsa di muka bumi ini.
Dalam sejarah dinamika ekonomi-politik pangan di Indonesia, atas dasar keyakinan terhadap betapa pentingnya pedesaan sebagai sumber pangan, sector pedesaan dan pertanian dipilih sebagai prioritas pembngunan nasional semenjak proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Prioritas tersebut nyata sekali tersirat dalam gerak langkah keagrariaan yang dicanangkan emenjal masa-masa awal kemerdekaan. Kecuali ditopang oleh berbagai bentuk kelembagaan teknis pembangunan pedesaan dan pertanian yang secara politia diposisikan sebagai soal hidup atau mati bangsa (Soekarno 1952), semangat menempatkan seksebagai prioritas pembangunan nasional secara substatif-revousioner dirancang melalui dibentuknya Panitia Agraria Jogjakarta, pada tahun 1948.
Namun demikian, saat ini kedaulatan pangan nasional Indonesia dalam tekanan dan dominasi korporatisasi di sector pangan. Pemerintah Reformatif yang dimulai sejak Mei 1998 tampak tidak pernah terlepas dari persoalan pembangunan rejim pemerintahan sebelumnya. Akhirnya pengembangan sektor pertanian pada era reformasi seperti kini pun menjadi sesuatu yang tak mudah. Ada beberapa kendala ekonomi-politis yangsecara structural membatasi akselerasi pembangunan pertanian nasional sebagai pilar perekonomian bangsa, salah satunya adalah beban sejarah sektor pertanian dimana ada kegagalan implementasi model pembangunan masyarakat dalam pengembangan pedesaan kemiskinan, dan tentu saja ekonomi-politik terkait persoalan kedaulatan pangan yang kini dalam ancaman liberalisasi dan privatisasi oleh rezim korporat pangan.

Buku ini menyuguhkan persoalan pangan dari berbagai perspektif dan disiplin. Dari mulai hukum, social, ekonomi maupun budaya dan keadilan gender, sehingga buku ini memberi jaminanpembcanya tidk akan a historis dalam melihat, membicarakan dan menyikapi persoalan ekonomi-politik pangan saat ini.

SERI RAKYAT CERDAS 1


ABC GLOBALISASI

Buku berjudul  ABC GLOBALISASI yang ada di tangan Anda ini merupakan karya kolaborasi antara FRANCIS WAHONO, seorang ekonom yang peduli pada nasib “wong cilik” dan BAMBANG SAKUNTALA , seorang karikaturis asketik yang selalu menggores  “kegelisahan sosialnya” dalam gambar karikatur yang tajam. Dalam buku ini, para pembaca diajak mengupas hakkekat dan macam globalisasi tersebut. Dilanjutkan dengan memetakan peran dan arena main tiga dedengkot globalisasi ekonomi (IMF, BANK Dunia, dan WTO), para pembaca diajak menelusuri lebih jauh tiga mekanisme pemaksaan yang diterapkan institusi-institusi global tersebut di negara-negara Selatan. Dalam bingkai negara-negara selatan, penulis lebih jauh menukikkan uraiannya mengenai dampak  globalisasi bagi perekonomian Indonesia dan lebih khusus lagi , akibat- akibat yang harus dipikul rakyat jelata.
Dibingkai karikatur yang cerdas, uraian lugas dan bernas yang disajikan penulis menemukan konteks yang representatifterkait dengan aneka persoalan ke-Indonesia-an. Tampilan yangsederhana—tak berarti menyederhanakan—buku ini diharapkan mampu menjadi media penyadaran yang efektif bagi berbagaimacam lapisan masyarakat sipil.

Selasa, 21 Mei 2013

KEGIATAN CINDENEST



Ruangan nan sejuk dan dihiasi taman kecil dengan air mengalir ke kolam kecil dibawahnya  membuat hati jadi damai. Kesejukan alam yang masih alami walaupun di tepi kota Yogyakarta semakin menyejukan hati. Bahkan alampun mengundang orang untuk datang hanya sekedar diskusi kecil dengan teman komunitasnya.


Dalam mengembangkan ilmu yang diperoleh para mahasiswa yang belajar di Yogyakarta, mereka membentuk komunitas diskusi . Dalam hal ini telah muncul di Cindenest  kelompok diskusi yang dicetuskan oleh Hany Wijaya dalam setahun terakhir yang diberi nama Bintang Merah. Yang menampung teman- teman mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.



Selasa, 30 April 2013

International Conference on Forests for Food Security and Nutrition


FAO, bersama dengan  Center for International Forestry Research (CIFOR), ICRAF dan Bioversity International, menyelenggarakan konferensi ini untuk meningkatkan pemahaman akan sangat pentingnya peran yang dimainkan hutan, pepohonan yang ditanam dan sistem agrowana dalam memperkuat ketahanan pangan dan asupan gizi rakyat perdesaan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang.
Konferensi ini hendak memaparkan cara-cara memadukan pemahaman ini dengan pengambilan keputusan dalam penyusunan kebijakan nasional maupun internasional. Diselenggarakan pada 13-15 Mei 2013 di Kantor Pusat FAO, Roma, Italia.






The FAO, with the Center for International Forestry Research (CIFOR), ICRAF and Bioversity International, present this conference to increase understanding of the crucial role that forests, trees on farms and agroforestry systems can play in improving the food security and nutrition of rural people, especially in developing countries. The conference will propose ways to integrate this knowledge in policy decisions at the national and international levels. Dates: 13-15 May 2013. Location: FAO headquarters, Rome, Italy.


Senin, 29 April 2013

ESCAP Minggu ini Berembuk di Bangkok



Asia Pasifik akan membahas upaya menyeimbangkan pilar-pilar pertumbuhan menuju pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Dalam pertemuan Komisi Sosial Ekonomi Asia Pasifik ke 69 tanggal 29 April 2013 negara-negara Asia-Pasifik yang sedang berupaya pulih dari krisis global akan bersama-sama membahas usaha-usaha pembangunan yang di bidang sosial dan ekonomi dirasakan lebih mensejahterakan rakyat tiap-tiap negara. Mencari pola pertumbuhan alternatif, pola kerjasama antar-negara, di tengah pelbagai ancaman yang dapat memubazirkan seluruh capaian pembangunan selama ini. Dikemukakan ajakan kepada semua pemerintah, ilmuwan, petani, pengusaha dan masyarakat konsumen untuk menjawab tantangan "Zero Hunger Challenge" dalam rangka ketahanan pangan. 
Semoga sukses.






Bahan presentasi:

http://issuu.com/escap-publications/docs/escap-sustainable-development-brochure?mode=embed&viewMode=presentation&layout=http%3A//skin.issuu.com/v/light/layout.xml

Minggu, 28 April 2013

Gambang




Jika kesempatannya tepat, sesekali di pendopo CINDE Nest dapat disediakan sebuah instrumen musik tradisional Jawa yang disebut gambang. Di sore hari, suasana rehat akan indah sekali jika dihiasi oleh  suara gambang.

Gambang adalah salah satu instrumen dalam perangkat musik tradisional gamelan.  Terdiri dari bilah-bilah dari kayu (terutama pada umumnya) atau perunggu (khusus gambang di dalam kraton) yang dijajarkan pada kerangka wadah berongga yang merupakan resonator. Panjang bilah tidak sama, untuk menghasilkan nada suara yang berbeda. Jumlah bilah dalam satu set gambang umumnya antara 18-20, meliputi dua oktaf. Ada tiga jenis gambang berdasarkan warna suaranya:  (1) gambang slendro, (2) gambang pelog barang, dan (3) gambang pelog nem.

Kamis, 25 April 2013

Lokasi CINDE Nest


Lokasi CINDE Nest tidak jauh dari Jl Kaliurang km 7,5. Jika dari arah kota Yogya, pada km 7,5 Jl Kaliurang masuk belok ke kanan di jalan sebelah Gardu PLN Banteng/Kentungan, yaitu Jl Banteng III, lurus saja masuk ke Jl Gambir Anom, lalu belok kiri masuk Jl Asmorodono. Kurang lebih 50 meter kemudian belok kanan, masuk Jl. Pangkur. Terus sampai ujung akhir, pada nomor 19 Anda sampai di CINDE Nest. Bersebelahan dengan Gelanggang Futsal D-Four.

Jika Anda masuk dari Jalan Lingkar Utara (Ring-road), masuk jalan Anggajaya di hadapan Terminal Bus Condong Catur, terus saja ke utara. Belok kanan sedikit, lalu belok kiri masuk Jl Sukoharjo. Jangan belok-belok, ikuti saja jalan lurus ini, memasuki Jl Rajawali sampai habis. Belok kanan sedikit, lalu belok kiri, Anda masuk Jl Durmo. Terus saja sampai Jl Durmo habis sekitar 100m panjangnya. Jika Anda terus, Anda memasuki Jl Kubus. Tapi beloklah ke kiri, Anda sampai di Jl Pangkur. CINDE Nest terletak di sebelah kiri jalan.

SELAMAT DATANG! WELCOME! SUGENG RAWUH!

Sebagai petunjuk, pelajari peta Ganjuran Condongcatur berikut: Garis jalan paling atas (utara) dalam peta Ganjuran/Manukan ini adalah Jalan Pangkur.
http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-7.744834&lon=110.399463&z=15&m=b&permpoly=16617275